Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan ide lama, pada awal abad pertama para filosof berpendapat bahwa untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan/teman. Pembelajaran kooperatif tidak bereduksi dari suatu pembelajaran tunggal, namun dapat ditelusuri perkembangannya hingga masa kini dalam karya para ahli psikologi dan teori-teori belajar pada awal abad ke-20. (Ibrahim, dkk, 2000: 12).
Pada tahun 1916, Jhon Dewey menulis sebuah buku yang berjudul Democracy and Education. Di dalam buku tersebut diterapkan sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Herbert Thelam mengembangkan prosedur yang lebih tepat membawa siswa belajar dalam kelompok. Thelam berpendapat bahwa “ kelas haruslah merupakan laboratorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah pribadi “ (Ibrahim, dkk. 2000: 13).
Pembelajaran kooperatif menurut Artzt (Yuliana, 2007: 5) adalah suatu pendekatan dengan melibatkan kelompok kecil siswa-siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk menyelesaikan masalah, melengkapi tugas, atau untuk mencapai tujuan bersama. Slavin (Yuliana, 2007: 5) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan metode dengan melibatkan siswa yang saling bekerja sama, dan saling membantu sesama anggota kelompok.
Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa diberikan kesempatan untuk belajar bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan melatih siswa untuk bertanggung jawab pada kelompok disamping dirinya sendiri. Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membantu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam pembelajaran, sehingga memungkinkan setiap anggota kelompok mencapai kesuksesan dalam belajar. Dengan pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mampu dalam memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi, tetapi juga mampu memberi dampak efektif yang lebih baik seperti gotong royong, kepedulian pada sesama teman, lapang dada, dan lain-lain. Belajar kooperatif yang di maksud adalah menganjurkan kepada para siswa untuk duduk bersama dalam satu kelompok tetapi penyelesaian masalah secara sendiri-sendiri. Pembelajaran kooperatif justru menekankan kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antara sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas masalah dan tugas yang diberikan, sehingga siswa yang memiliki kemampuan rendah termotivasi untuk belajar. Pembelajaran kooperatif juga menghindari adanya persaingan antar anggota kelompok yang ingin mencapai kesuksesannya sendiri tanpa memperdulikan anggota kelompok lainnya.
Selanjutnya dijelaskan oleh Nur (2002: 6) bahwa unsur dasar yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif antara lain: (1) para siswa harus memiliki persepsi bahwa “mereka tenggelam berenang bersama “, (2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, (3) siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, (4) siswa harus memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompok, (5) siswa akan dikenalkan untuk semua anggota kelompoknya, (6) siswa sebagai kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan (7) siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karakteristik model pembelajaran kooperatif antara lain:
a. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
b. Jika memungkinkan setiap anggota kelompok berasal dari ras, suku, bahasa dan jenis kelamin yang berbeda.
c. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada perorangan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting sebagai berikut:
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan keinginan siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar dapat menerima temannya yang mempunyai berbagai latar belakang yang berbeda.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang di maksud antara lain: aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya.
Dari uraian di atas, tampak bahwa pembelajaran kooperatif adalah mengajak para siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah ataupun tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Pembelajaran kooperatif seperti yang bapak jelaskan memang sangat berpengaruh dalam mengoptimalisasikan kompetensi siswa. Hal ini sangat menunjang percepatan dalam pembelajaran.
BalasHapus