. Metode Pembelajaran Role Playing

Kamis, 22 Desember 2011

Metode Pembelajaran Role Playing

Metode Role Playing

Peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisidan situasi tertentu (Gangel, 1986). Metode Role Playing adalah suatu carapenguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi danpenghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswadengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.

Menurut Gangel (1986), role playing adalah suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalamkelompok. Pandangan senada dikemukakan oleh Blatner (2002), menurutnya roleplaying adalah sebuah metode untuk mengeksplorasi hal-hal yang menyangkut situasi sosial yang kompleks.

Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga murid-murid bisa mengenali tokohnya. Salah satu struktur permainan menurut Gangel(1986) adalah sebagai berikut:1.

1. Persiapan 
  • Tentukan masalah
  • Buat persiapan peran
  •  Bangun suasana
  •  Pilihlah tokohnya
  •  Jelaskan dan berikan pemanasan
  • Pertimbangkan latihan

 2. Memainkana. 
  • Memainkan
  • Menghentikan
  • Melibatkan penonton
  • Menganalisa diskusi
  • Mengevaluasi

Semuanya berfokus pada pengalaman kelompok, bukan pada perilaku unilateral guru. Kelompok harus berbagi dalam menentukan masalah,membawakan situasi dalam role playing, mendiskusikan hasil, dan mengevaluasiseluruh pengalaman.

Guru harus mengenalkan situasinya dengan jelas sehingga baik tokohmaupun penontonnya memahami masalah yang disampaikan. Dalam memilihtokoh, guru yang bijaksana akan mencoba menerima para sukarelawan daripadamemberikan tugas. Murid harus menyadari bahwa kemampuan berperan dalam permainan peran ini tidak kaku, tetapi spontan bebas memeragakan tokoh yangmuncul dalam situasi tersebut.

Para pemain mungkin dilatih di depan umum sehingga penonton tahu apa yang diharapkan atau mungkin juga pemain dilatih secara pribadi sehingga penonton dapat menafsirkan arti dari perilaku mereka. Biarkan kreativitas daripemainnya berkembang dalam memerankan tokoh dan jangan terlalu kaku pada situasinya.

Situasi diskusi dan analisa permainan peran tergantung pada seberapa  baiknya kita melibatkan penonton. Pertanyaan kunci yang mungkin ditanyakanoleh pemimpin dan/atau kelompok-kelompok mungkin mulai terbentuk. Seluruhanggota kelompok (para pemain dan penonton) seharusnya berpartisipasi, danreaksi-reaksi pemain mungkin memberi manfaat dibandingkan dengan penonton. Sama seperti para pemainnya, penonton juga terlibat penuh dalam situasibelajar. Pada saat menganalisa dan berdiskusi, penonton harus memberikan solusi-solusi yang mungkin bisa digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yangdisampaikan.

Penting untuk mengevaluasi permainan peran dengan tujuan-tujuan yangsudah ditentukan. Mengelompokkan perilaku sering kali dilakukan secaraberlebihan dan masuk dalam proses belajar. Evaluasi harus dilakukan pada keduakelompok dan dalam tingkat-tingkat pribadi, pertanyaan yang muncul seputarkevalidan tujuan utama.

Dari keseluruhan proses, perlu untuk menghadapi masalah-masalahtertentu yang muncul pada saat permainan peran diadakan. Sebaliknya, anggotayang hanya diam saja harus didorong untuk ikut berpartisipasi. Ciptakan suasanadi mana dia tidak perlu takut untuk membagikan ide-ide, percaya bahwa tidak adaseorang pun yang akan menertawakan masukannya atau dengan kasar mengkritik kesimpulannya.

Peserta yang terlalu memonopoli harus ditegur pada saat diskusipermainan peran supaya dia tidak mendominasi kelompok sehingga justrumenghentikan semangat diskusi. Penyelesaian masalah mungkin membutuhkan beberapa konseling pribadi di luar kelas. Tekanan dan konflik di dalam kelompok tidak selalu buruk. Kadang-kadang elemen-elemen ini bertindak sebagaiperangsang untuk berpikir. Ada hal yang dinamakan "tekanan supaya kreatif", danini sering kali ditemukan dalam suatu permainan peran ketika semangat dalamkelompok itu mulai muncul.

Di akhir diskusi, kelompok secara kolektif mengukur keefektivan dalammemberikan solusi terhadap masalah yang diberikan di awal kegiatan. Teknik permainan peran ini memberikan pendekatan untuk melibatkan murid-muriddalam proses belajar mereka sendiri terhadap penjelasan konsep diri, evaluasiperilaku, dan meluruskan perilaku tersebut dengan kenyataan.

Masalah-Masalah dalam Role Playing

Kekurangan utama dari pengajaran melalui permainan peran adalahketidakamanan anggota kelas tersebut. Beberapa anak mungkin memberikanreaksi negatif dalam berpartisipasi mengenai situasi yang akan dibahas danmungkin dikritik oleh anggota lain di kelas itu. Permainan peran memerlukanwaktu. Diskusi dalam kelas mengenai permainan peran yang dimainkan selama 5-- 10 menit mungkin bisa membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Kadang-kadang hasil yang benar-benar bermanfaat dapat dicapai. Pada kesempatan yanglain, karena penampilan yang tidak efektif dari pemainnya, atau penanganan yangsalah karena guru tidak mempersiapkannya dengan baik, hasilnya mungkin hanyapengulangan yang dangkal dari apa yang sudah diketahui oleh setiap orangmengenai masalah yang dibahas.

Hubungan antar orang yang ada dalam kelompok merupakan suatu faktoryang penting agar permainan peran bisa berhasil. Kadang-kadang hubungan inimuncul sebagai faktor negatif.Kesulitan-kesulitan dengan metode ini berat, tetapi tidak berarti tidak dapat diatasi, atau terlalu luas sehingga kita harus menghindari menggunakanpermainan peran. Manfaat yang paling besar dari metode ini dengan cepatmenyeimbangkan kesulitan-kesulitan yang nampaknya sangat nyata dalam tahap-tahap persiapan awal.



Related posts

Description: Metode Pembelajaran Role Playing Rating: 4.5 Reviewer: Mr. zan ItemReviewed: Metode Pembelajaran Role Playing
Al
Mbah Qopet Updated at: 21.21

0 comments:

Posting Komentar